Suatu hari Denis pergi bermain bola bersama teman-temannya, permainan mereka terasa menyenangkan hingga hari sudah gelap mereka lupa untuk pulang. Sepulang bermain Denis mendapati keadaan kakeknya di atas tempat tidur sangat tak berdaya, ternyata Denis lupa menyediakan makanan untuk kakeknya, Denis lari mendapati kakeknya, dengan cepat ia menolong kakeknya, Ia meminta maaf atas keterlambatannya sehingga membuat kakeknya kelaparan.
Ketika Denis hendak pergi mengambil makanan, kakek memegang tangan Denis dan berkata "Den, kakek hanya bisa bertahan sampai sekarang, kakek sudah sangat tua dan sakit-sakitan, terima kasih selalu membantu kakek" Denis menangis mendengar kata-kata kakek "tiidakk kek tidaakk Denis masih sanggup mengurus kakek, Denis minta maaf kali ini terlambat, Denis tidak akan mengulanginya lagi, Denis janji" Denis terus menangis di hadapan kakek.
Kakek melihat Denis dengan mata yang
sayup-sayup "Kamu sudah besar Den, besok kamu sudah 13 tahun, sudah bisa
kemana-mana, tidak lagi di pulau yang terpencil ini, kakek punya sesuatu
untukmu" kakek membuka laci di samping tempat tidurnya dan mengambil
sesuatu, Denis terdiam dan melihat kakeknya dengan harapan kakeknya tidak
meninggalkan dia. Kakek memegang tangannya "Den… kakek punya pensil ini,
biasanya kaa..kekk guu..naak..an pen..ssil in..i unnt..uk..." belum
selesai berbicara kakeknya sudah menutup mata dan mengakhiri hidupnya.
"Tidakk, tidakk, tidak" (ucap Denis dalam hati) lalu ia berteriak "Kakekkkkk
tiidaakk, Denis tidak mau sendiri, bangun kek bangunnn" tetapi percuma,
kakeknya sudah pergi untuk selamanya.
Satu minggu kemudian Denis masih diliputi kesedihan karena kehilangan kakeknya, Denis tidak tahu mau ngapain, biasanya Denis selalu ngobrol dengan kakeknya mengenai berbagai tempat wisata di Indonesia atau membuat makanan untuk kakeknya, dan sekarang Denis hanya sendiri dan tidak ada keluarga yang bisa tinggal dengan Denis.
Tiba-tiba Denis ingat hadiah ulang tuhun yang ke-13 dari kakeknya yaitu
sebuah pensil. Denis pergi ke tempat tidur kakeknya dan mencari pensil itu
"oh ada di sini ternyata" Denis mengambil pensil itu dan
memangdanginya beberapa saat dan berkata dalam hatinya "pensil ini sangat
indah, mengapa kakek memberikan pensil ini? Oh kakek ada berpesan, aahh tapi
aku lupa" Denis mencoba untuk mengingat pesan kakek tentang pensil itu
tetapi tidak bisa karena pada saat itu Denis sangat sedih.
Setiap
hari Denis memegang pensil itu, kemana pun Denis selalu membawa pensil itu, ia
tidak pernah meninggalkan pensil itu dengan terus bertanya-tanya dalam hati
"mengapa kakeknya memberikan pensil tersebut"
Suatu
ketika Denis ingat setiap obrolannya dengan kakek tentang tempat wisata lalu ia
iseng menulis kata "Danau Toba" tiba-tiba ada asap meliputi
sekitarnya, dan keadaan dirumahnya mulai berubah menjadi pemandangan yang
indah, ia melihat danau yang sangat besar dan indah "Wahh Danau Toba
sangat indah, ada sebuah pulau di tengannya dan juga perbukitan yang sangat
indah,ada air terjun yang sangat cantik juga" Denis diam sejenak dan
menghirup udara segar di Danau Toba. Hati Denis terasa nyaman, Denis bertemu
dengan banyak orang yang juga berkunjung ke Danau Toba, ia mendapat banyak
informasi mengenai Danau Toba.
Setelah menikmati keindahan Danau Toba, Denis menulis lagi "Pulau Komodo" tiba-tiba Denis sudah ada di NTT (Nusa Tenggara Timur) Ia melihat banyak komodo dan juga pemandangan air laut yang sangat bagus. “Ternyata selama ini yang kakek ceritakan benar-benar ada dan memang ini semua sangat indah dan memukau” Denis merasa senang bisa melihat ini semua, Denis kembali pulang ke rumahmenggunakan pensil tersebut.
Kesedihan Denis akhirnya diganti pengalaman yang menyenangkan “ternyata di Indonesia banyak tempat wisata yang indah-indah, aku akan pergi ke banyak tempat yang indah menggunakan pensil ini” Sambil melihat dengan bangga hadiah yang kakek berikan “Aku percaya bahwa suatu hari nanti aku akan bertemu dengan kakeknya di tempat yang jauh lebih indah dari yang aku lihat sekarang” Dengan tersenyum Denis pergi ke kamar dan tidur dengan nyenyak.